Thursday, March 20, 2008

Benarkah Poligami Sunah...?

Nyatanya, sepanjang hayatnya, Nabi lebih lama bermonogami daripada berpoligami. Bayangkan, monogami dilakukan Nabi di tengah masyarakat yang menganggap poligami adalah lumrah. Rumah tangga Nabi SAW bersama istri tunggalnya, Khadijah binti Khuwalid RA, berlangsung selama 28 tahun. Baru kemudian, dua tahun sepeninggal Khadijah, Nabi berpoligami. Itu pun dijalani hanya sekitar delapan tahun dari sisa hidup beliau. Dari kalkulasi ini, sebenarnya tidak beralasan pernyataan "poligami itu sunah".

UNGKAPAN "poligami itu sunah" sering digunakan sebagai pembenaran poligami.
Namun, berlindung pada pernyataan itu, sebenarnya bentuk lain dari pengalihan tanggung jawab atas tuntutan untuk berlaku adil karena pada kenyataannya, sebagaimana ditegaskan Al Quran, berlaku adil sangat sulit dilakukan (An-Nisa: 129).

DALIL "poligami adalah sunah" biasanya diajukan karena sandaran kepada teks ayat Al Quran (QS An-Nisa, 4: 2-3) lebih mudah dipatahkan. Satu-satunya ayat yang berbicara tentang poligami sebenarnya tidak mengungkapkan hal itu pada konteks memotivasi, apalagi mengapresiasi poligami. Ayat ini meletakkan poligami pada konteks perlindungan terhadap yatim piatu dan janda korban perang.

Dari kedua ayat itu, beberapa ulama kontemporer, seperti Syekh Muhammad Abduh, Syekh Rashid Ridha, dan Syekh Muhammad al-Madan --ketiganya ulama terkemuka Azhar Mesir-- lebih memilih memperketat.

Lebih jauh Abduh menyatakan, poligami adalah penyimpangan dari relasi perkawinan yang wajar dan hanya dibenarkan secara syar'i dalam keadaan darurat sosial, seperti perang, dengan syarat tidak menimbulkan kerusakan dan kezaliman (Tafsir al-Manar, 4/287).

Anehnya, ayat tersebut bagi kalangan yang propoligami dipelintir menjadi "hak penuh" laki-laki untuk berpoligami. Dalih mereka, perbuatan itu untuk mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW. Menjadi menggelikan ketika praktik poligami bahkan dipakai sebagai tolok ukur keislaman seseorang: semakin aktif berpoligami dianggap semakin baik poisisi keagamaannya. Atau, semakin bersabar seorang istri menerima permaduan, semakin baik kualitas imannya. Slogan-slogan yang sering dimunculkan misalnya, "poligami membawa berkah," atau "poligami itu indah," dan yang lebih populer adalah "poligami itu sunah."

Dalam definisi fikih, sunah berarti tindakan yang baik untuk dilakukan. Umumnya mengacu kepada perilaku Nabi. Namun, amalan poligami, yang dinisbatkan kepada Nabi, ini jelas sangat distorsif.

Alasannya, jika memang dianggap sunah, mengapa Nabi tidak melakukannya sejak pertama kali berumah tangga?

Nyatanya, sepanjang hayatnya, Nabi lebih lama bermonogami daripada berpoligami. Bayangkan, monogami dilakukan Nabi di tengah masyarakat yang menganggap poligami adalah lumrah. Rumah tangga Nabi SAW bersama istri tunggalnya, Khadijah binti Khuwalid RA, berlangsung selama 28 tahun. Baru kemudian, dua tahun sepeninggal Khadijah, Nabi berpoligami. Itu pun dijalani hanya sekitar delapan tahun dari sisa hidup beliau. Dari kalkulasi ini, sebenarnya tidak beralasan pernyataan "poligami itu sunah".

Sunah, seperti yang didefinisikan Imam Syafi'i (w. 204 H), adalah penerapan Nabi SAW terhadap wahyu yang diturunkan. Pada kasus poligami Nabi sedang mengejawantahkan Ayat An-Nisa 2-3 mengenai perlindungan terhadap janda mati dan anak-anak yatim. Dengan menelusuri kitab Jami' al-Ushul (kompilasi dari enam kitab hadis ternama) karya Imam Ibn al-Atsir (544-606H), kita dapat menemukan bukti bahwa poligami Nabi adalah media untuk menyelesaikan persoalan sosial saat itu, ketika lembaga sosial yang ada belum cukup kukuh untuk solusi.
Bukti bahwa perkawinan Nabi untuk penyelesaian problem sosial bisa dilihat pada teks-teks hadis yang membicarakan perkawinan-perkawinan Nabi. Kebanyakan dari mereka adalah janda mati, kecuali Aisyah binti Abu Bakr RA.
Selain itu, sebagai rekaman sejarah jurisprudensi Islam, ungkapan "poligami itu sunah" juga merupakan reduksi yang sangat besar. Nikah saja, menurut fikih, memiliki berbagai predikat hukum, tergantung kondisi calon suami, calon istri, atau kondisi masyarakatnya. Nikah bisa wajib, sunah, mubah (boleh), atau sekadar diizinkan. Bahkan, Imam al-Alusi dalam tafsirnya, Rûh al-Ma'âni, menyatakan, nikah bisa diharamkan ketika calon suami tahu dirinya tidak akan bisa memenuhi hak-hak istri, apalagi sampai menyakiti dan mencelakakannya. Demikian halnya dengan poligami. Karena itu, Muhammad Abduh dengan melihat kondisi Mesir saat itu, lebih memilih mengharamkan poligami.
Nabi dan larangan poligami
Dalam kitab Ibn al-Atsir, poligami yang dilakukan Nabi adalah upaya transformasi sosial (lihat pada Jâmi' al-Ushûl, juz XII, 108-179). Mekanisme poligami yang diterapkan Nabi merupakan strategi untuk meningkatkan kedudukan perempuan dalam tradisi feodal Arab pada abad ke-7 Masehi. Saat itu, nilai sosial seorang perempuan dan janda sedemikian rendah sehingga seorang laki-laki dapat beristri sebanyak mereka suka.
Sebaliknya, yang dilakukan Nabi adalah membatasi praktik poligami, mengkritik perilaku sewenang-wenang, dan menegaskan keharusan berlaku adil dalam berpoligami.
Ketika Nabi melihat sebagian sahabat telah mengawini delapan sampai sepuluh perempuan, mereka diminta menceraikan dan menyisakan hanya empat. Itulah yang dilakukan Nabi kepada Ghilan bin Salamah ats-Tsaqafi RA, Wahb al-Asadi, dan Qais bin al-Harits. Dan, inilah pernyataan eksplisit dalam pembatasan terhadap kebiasan poligami yang awalnya tanpa batas sama sekali.
Pada banyak kesempatan, Nabi justru lebih banyak menekankan prinsip keadilan berpoligami. Dalam sebuah ungkapan dinyatakan: "Barangsiapa yang mengawini dua perempuan, sedangkan ia tidak bisa berbuat adil kepada keduanya, pada hari akhirat nanti separuh tubuhnya akan lepas dan terputus" (Jâmi' al-Ushûl, juz XII, 168, nomor hadis: 9049). Bahkan, dalam berbagai kesempatan, Nabi SAW menekankan pentingnya bersikap sabar dan menjaga perasaan istri.
Teks-teks hadis poligami sebenarnya mengarah kepada kritik, pelurusan, dan pengembalian pada prinsip keadilan. Dari sudut ini, pernyataan "poligami itu sunah" sangat bertentangan dengan apa yang disampaikan Nabi. Apalagi dengan melihat pernyataan dan sikap Nabi yang sangat tegas menolak poligami Ali bin Abi Thalib RA. Anehnya, teks hadis ini jarang dimunculkan kalangan propoligami. Padahal, teks ini diriwayatkan para ulama hadis terkemuka: Bukhari, Muslim, Turmudzi, dan Ibn Majah.
Nabi SAW marah besar ketika mendengar putri beliau, Fathimah binti Muhammad SAW, akan dipoligami Ali bin Abi Thalib RA. Ketika mendengar rencana itu, Nabi pun langsung masuk ke masjid dan naik mimbar, lalu berseru: "Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib. Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi tidak akan mengizinkan. Sungguh tidak aku izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib menceraikan putriku, kupersilakan mengawini putri mereka. Ketahuilah, putriku itu bagian dariku; apa yang mengganggu perasaannya adalah menggangguku juga, apa yang menyakiti hatinya adalah menyakiti hatiku juga." (Jâmi' al-Ushûl, juz XII, 162, nomor hadis: 9026).
Sama dengan Nabi yang berbicara tentang Fathimah, hampir setiap orangtua tidak akan rela jika putrinya dimadu. Seperti dikatakan Nabi, poligami akan menyakiti hati perempuan, dan juga menyakiti hati orangtuanya.
Jika pernyataan Nabi ini dijadikan dasar, maka bisa dipastikan yang sunah justru adalah tidak mempraktikkan poligami karena itu yang tidak dikehendaki Nabi. Dan, Ali bin Abi Thalib RA sendiri tetap bermonogami sampai Fathimah RA wafat.
Poligami tak butuh dukungan teks
Sebenarnya, praktik poligami bukanlah persoalan teks, berkah, apalagi sunah, melainkan persoalan budaya. Dalam pemahaman budaya, praktik poligami dapat dilihat dari tingkatan sosial yang berbeda.
Bagi kalangan miskin atau petani dalam tradisi agraris, poligami dianggap sebagai strategi pertahanan hidup untuk penghematan pengelolaan sumber daya. Tanpa susah payah, lewat poligami akan diperoleh tenaga kerja ganda tanpa upah. Kultur ini dibawa migrasi ke kota meskipun stuktur masyarakat telah berubah. Sementara untuk kalangan priayi, poligami tak lain dari bentuk pembendamatian perempuan. Ia disepadankan dengan harta dan takhta yang berguna untuk mendukung penyempurnaan derajat sosial lelaki.
Dari cara pandang budaya memang menjadi jelas bahwa poligami merupakan proses dehumanisasi perempuan. Mengambil pandangan ahli pendidikan Freire, dehumanisasi dalam konteks poligami terlihat mana kala perempuan yang dipoligami mengalami self-depreciation. Mereka membenarkan, bahkan bersetuju dengan tindakan poligami meskipun mengalami penderitaan lahir batin luar biasa. Tak sedikit di antara mereka yang menganggap penderitaan itu adalah pengorbanan yang sudah sepatutnya dijalani, atau poligami itu terjadi karena kesalahannya sendiri.
Dalam kerangka demografi, para pelaku poligami kerap mengemukakan argumen statistik. Bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah kerja bakti untuk menutupi kesenjangan jumlah penduduk yang tidak seimbang antara lelaki dan perempuan. Tentu saja argumen ini malah menjadi bahan tertawaan. Sebab, secara statistik, meskipun jumlah perempuan sedikit lebih tinggi, namun itu hanya terjadi pada usia di atas 65 tahun atau di bawah 20 tahun. Bahkan, di dalam kelompok umur 25-29 tahun, 30-34 tahun, dan 45-49 tahun jumlah lelaki lebih tinggi. (Sensus DKI dan Nasional tahun 2000; terima kasih kepada lembaga penelitian IHS yang telah memasok data ini).
Namun, jika argumen agama akan digunakan, maka sebagaimana prinsip yang dikandung dari teks-teks keagamaan itu, dasar poligami seharusnya dilihat sebagai jalan darurat. Dalam kaidah fikih, kedaruratan memang diperkenankan. Ini sama halnya dengan memakan bangkai; suatu tindakan yang dibenarkan manakala tidak ada yang lain yang bisa dimakan kecuali bangkai.
Dalam karakter fikih Islam, sebenarnya pilihan monogami atau poligami dianggap persoalan parsial. Predikat hukumnya akan mengikuti kondisi ruang dan waktu. Perilaku Nabi sendiri menunjukkan betapa persoalan ini bisa berbeda dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lain. Karena itu, pilihan monogami-poligami bukanlah sesuatu yang prinsip. Yang prinsip adalah keharusan untuk selalu merujuk pada prinsip-prinsip dasar syariah, yaitu keadilan, membawa kemaslahatan dan tidak mendatangkan mudarat atau kerusakan (mafsadah).
Dan, manakala diterapkan, maka untuk mengidentifikasi nilai-nilai prinsipal dalam kaitannya dengan praktik poligami ini, semestinya perempuan diletakkan sebagai subyek penentu keadilan. Ini prinsip karena merekalah yang secara langsung menerima akibat poligami. Dan, untuk pengujian nilai-nilai ini haruslah dilakukan secara empiris, interdisipliner, dan obyektif dengan melihat efek poligami dalam realitas sosial masyarakat.
Dan, ketika ukuran itu diterapkan, sebagaimana disaksikan Muhammad Abduh, ternyata yang terjadi lebih banyak menghasilkan keburukan daripada kebaikan. Karena itulah Abduh kemudian meminta pelarangan poligami.
Dalam konteks ini, Abduh menyitir teks hadis Nabi SAW: "Tidak dibenarkan segala bentuk kerusakan (dharar) terhadap diri atau orang lain." (Jâmi'a al-Ushûl, VII, 412, nomor hadis: 4926). Ungkapan ini tentu lebih prinsip dari pernyataan "poligami itu sunah".
Faqihuddin Abdul Kodir Dosen STAIN Cirebon dan peneliti Fahmina Institute Cirebon, Alumnus Fakultas Syariah Universitas Damaskus, Suriah.

Panduan Mencari Baju Kahwin Idaman

Panduan Mencari Baju Kahwin Idaman
Tugas praperkahwinan yang tidak sabar dinantikan oleh bakal pengantin perempuan ialah memilih baju kahwin. Barangkali sesetengah telah membayang baju kahwin yang akan mereka gayakan sebaik sahaja si buah hati melamar. Cuma kemungkinan dek kerana dilambung ghairah, anda tidak mempertimbangkan samada khayalan itu praktikal atau tidak?
Jika anda tidak tahu di mana hendak bermula, dapatkan timbunan ilham daripada panduan yang kami kumpulkan sebagai panduan bagi memastikan saat bahagia dilalui dengan simbahan keseronokan, penuh riang dan gembira. Kumpulkan majalah perkahwinan yang menyorot isu perkahwinan untuk menimbulkan ilham dan mencari aliran potongan semasa yang sesuai serta jangan lupa senaraikan harga-harganya. Kini banyak majalah mengeluarkan senarai pakej perkahwinan dari segi pakaian, dandanan dan hotel. Jangan hanya melakukan urusan melaui telefon dan membuat keputusan sebelum temu janji. Dicadangkan anda luangkan masa beberapa hari berjalan-jalan di pusat membeli belah, masuk kedai-kedai yang berkaitan, melihat-lihat dan bertanya lebih lanjut. Jangan lupa mengacukan sebanyak mungkin potongan yang ada. Kebanyakan baju kahwin tidak nampak cantik di gantungan tetapi apabila dipakai cantik. Ketika mengacu jangan lupa lihat sisi dan belakang. Melalui cara di atas anda dapat mengagak anggaran peruntukan yang anda mampu. Pastikan anda buat anggaran setepat mungkin dan tentukan anda mengikut anggaran yang ditentukan. Berikan waktu yang panjang sebelum memutuskan potongan baju kahwin. Adalah bijak bermula dengan potongan asas, sama ada anda suka kurung Johor, kebaya longgar atau kurung moden. Dan sekiranya anda bercadang memilih gaun, anda suka potongan tradisional, lurus, keruk 'empire' atau keruk 'princess'? Kemudian tanyakan diri sama ada mahukan tathan labuci, manik atau sulaman? Justeru itu, jangan tempah di saat-saat akhir. Kebanyakan kedai mengharapkan tempahan dilakukan tiga empat bulan sebelum hari perkahwinan. Fikirkan samada anda mahu perkahwinan anda bertema. Misalnya konsep, warna, kain & gaya. Langkah ini secara tidak langsung akan memudahkan anda membuat pilihan pakaian. Apapun pilihan anda, pastikan ianya praktikal. Apabila anda menempah, anda ada dua pilihan. Sama ada menggunakan kain sendiri atau memilih kain di butik tempat menempah, kecuali anda menempah di kedai tukang jahit biasa. Kain baju kahwin tidak murah. Samada anda memilih renda Peranchis atau Swiss, sutera Itali atau China, organza atau organdy, tanyakan pada tukang jahit atau pereka anda berapa meter yang diperlukan untuk membuat baju anda. Jika peruntukan terhad, pertimbangkan menyewa baju kahwin. Jika tidak beli baju kahwin siap. Tetapi haruslah diingatkan bahawa baju kahwin siap tidaklah semurah mana dan kadang-kala tidaklah secantik mana. Sesetengah butik ada membuat baju yang dikhususkan untuk promosi. Baju ini digunakan untuk kegunaan peragaan dan penggambaran. Cuba tawar harganya. Dalam kegawatan ekonomi, banyak butik menawarkan pakej menarik . Dapatkan tawaran yang bagus. Jika anda tidak bercadang menyimpan baju kahwin anda (tak kira sama ada gaun, kurung atau kebaya) cuba tanya pereka atau butik anda sama ada mereka boleh tolong jualkannya sebagai pakaian terpakai selepas anda pakai. Jika tidak, anda boleh jualkan kepada kedai-kedai terpakai. Secara ini, ia boleh membantu kewangan anda. Tetapi pastikan baju anda dalam keadaan baik. Tonjolkan segala kelebihan anda, maksudnya paras rupa seperti ketinggian, pinggang ramping dan buah dad cantik. Pengantin tinggi tampak lampai dengan potongan langsing manakala pengantin yang rendah sepatutnya elakkan gaun kembang dan train, pilih perincian halus dan potongan lurus. Kalau anda memakai gaun, ketahuilah gaun bentuk V di pinggang membias tinggi. Sembunyikan lengan yang besar dengan berlengan panjang. Elakkan baju bercengkek bagi yang berpinggang tinggi. Sentiasa bawa seseorang (dua paling bagus) apabila anda pergi menempah dan mengacu baju kahwin. Dengan ditemani mereka, anda boleh mendengar komen dan mendengar pandangan mereka tatkala meyedang baju. Minta kerjasama pereka untuk mencuba bersama layah (veil) supaya anda dapat gambaran rupa keseluruhan baju kahwin anda. Umpamanya layah yang pendek mungkin boleh mengubah baju biasa kepada sesuatu yang biasa kepada sesuatu yang istimewa manakal layah labuh kemungkinan tidak sesuai. Pilih pakaian pengiring anda sepadan dengan perincian atau baju kahwin anda. Sekiranya anda mempunyai konsep atau tema, pastikan ianya selaras dengan pengiring anda. Fikirkan bentuk kasut. Baik bertumit tinggi atau rendah, ia akan memberi kesan berlainan kepada keseluruhan penampilan baju kahwin anda. Begitu juga warna dan jenis buatannya. Perlengkapkan gaya dengan perhiasan kemas. Subang, rantai, keronsang, butang baju kurung, gelang tangan dan gelang kaki boleh menaikkan seri penampilan. Bagaimanapuun ia akan menambah perbelanjaan. Sekiranya anda tidak mampu membeli, pertimbangkan meminjam daripada adik-beradik, saudara-mara ataupun teman rapat. Atau sewa daripada mak andam atau butik anda. Selepas selesai majlis perkahwinan, pastikan baju dihantar untuk cucian kering dan simpan ia dengan baik dalam kotak atau gantungkan ia di dalam sarung baju.

Artikel oleh : cempaka_biru

Senarai Semak Bagi Bakal Pengantin Kaum Melayu

Senarai Semak Bagi Bakal Pengantin Kaum Melayu
Berikut adalah senarai semak untuk proses merisik, majlis pertunangan serta hari pernikahan. Sila cetak dan tandakan perkara yang telah anda lakukan.MERISIK:
Pihak lelaki yang ingin melamar dan merisik si gadis pilihan, mereka perlulah memastikan perkara-perkara berikut di bawa bersama. Antaranya ialah:

• Cincin belah rotan. (cincin tanda)
• Wang tanda (hantaran)
• Baju sepasang atau kain
• Buah-buahan
• Kuih-muih
• Menentukan siapakah yang akan menjadi wakil anda. (ibu bapa atau ibu bapa saudara)
• Wakil pihak lelaki tersebut perlulah bertanya kepada ibu bapa si perempuan sama ada anak gadisnya itu telah mempunyai teman atau tidak.
• Jika tidak, maka wakil pihak lelaki perlulah menyatakan hajat untuk melamar si gadis.
• Jika ibu bapa si gadis telah bersetuju, maka cincin tanda dan lain-lain barang iringan seperti wang tanda, kain, buah-buahan dan kuih-muih diberikan.
• Jika mereka menerima barang-barang yang diberikan, maka secara tidak langsung, si gadis telahpun bersetuju untuk melayari hidup bersama lelaki tersebut.
• Wakil pihak lelaki berbincang tentang wang hantaran.
• Menetapkan hari untuk melangsungkan majlis pertunangan.
PADA HARI PERTUNANGAN:
• Cincin berlian
• Sirih junjung
• Lain-lain hantaran (separuh dari wang hantaran, sepasang baju, buah-buahan, kasut, kek, dan lain-lain) bergantung kepada apa yang telah anda rancangkan.
• Wakil pihak lelaki (ibu atau ibu saudara) yang akan menyarungkan cincin kepada si gadis.

MALAM BERINAI:
• Minta bantuan dari ahli keluarga dan sanak saudara untuk menginaikan anda.
• Jika ingin mengenakan henna, pastikan anda telah menempah mereka yang pakar dalam hal sedemikian sebulan sebelum majlis malam berinai anda.
Berikut adalah senarai semak untuk majlis perkahwinan atau persandingan. Sebaik sahaja kedua-dua belah keluarga telah menetapkan hari persandingan, maka perkara-perkara di bawah boleh dijadikan landasan dalam memastikan kelancaran majlis perkahwinan anda.

LAPAN – ENAM BULAN SEBELUM perkahwinan:
Bakal pengantin lelaki dan perempuan perlulah berbincang terlebih dahulu tentang beberapa perkara seperti berikut:
Bagi pengantin lelaki dan perempuan:
• Berbincang hal-hal perkahwinan (adat perkahwinan) dengan ibu bapa dari kedua-dua belah pihak bakal pengantin.
• Menentukan perbelanjaan yang akan dikeluarkan oleh kedua-dua belah pihak pengantin untuk majlis perkahwinan tersebut.
• Menentukan konsep majlis perkahwinan (hantaran, pelamin, bilik tidur dan lain-lain hiasan) yang anda ingini.(Majlis di hotel atau taman.)
• Rujuk direktori perkhidmatan perkahwinan (jurusolek, koleksi pakaian pengantin, bunga, kad jemputan perkahwinan dan lain-lain) di majalah, internet, buku atau melalui rakan-rakan yang telah berkahwin bagi mendapatkan gambaran awal.
• Mengenalpasti baju pengantin serta tetapkan bilangan pakaian persalinan yang diingini. (bagi yang bertudung, pastikan anda memilih pakaian yang disediakan sekali dengan pakaiannya)
• Tempah jurusolek/juruandam untuk majlis perkahwinan anda
• Mencari rumah baru, sama ada sewa atau membelinya.
• Kenalpasti Jabatan Agama Islam, Pejabat Agama Islam Daerah atau badan-badan Islam (swasta) yang berdekatan dengan kawasan anda, untuk mendaftar kursus pra perkahwinan.
Bagi pengantin lelaki:
• Semak semula jumlah sebenar wang hantaran yang dikenakan, (jika berlaku perubahan pada wang hantaran yang telah ditetapkan pada hari pertunangan anda) dan lain-lain hantaran.

LIMA BULAN SEBELUM perkahwinan:
Bagi pengantin lelaki dan perempuan:
• Menghadiri kursus pra perkahwinan di tempat dan pada tarikh yang telah ditetapkan oleh Jabatan Agama Islam, Pejabat Agama Islam Daerah atau badan-badan Islam swasta.
• Menempah tok kadi untuk majlis pernikahan anda.
• Menempah videografi atau jurufoto untuk merakamkan detik-detik indah majlis perkahwinan anda.
• Membeli cincin kahwin.
• Tentukan sama ada anda ingin memasak sendiri atau menggunakan khidmat katerer. Jika ingin menggunakan khidmat katerer bincangkankan menu hidangan untuk majlis anda, serta harga yang ditawarkan.
• Menyediakan senarai tetamu yang akan dijemput
• Menempah sekumpulan pemuzik dan DJ (jika perlu)
• Lakukan rawatan muka, badan dan rambut.
• Jika ingin berbulan madu (dalam negara atau luar negara), tentukan tempat dan budjet untuknya. Segerakan bayaran pendahuluan bagi mengelakkan tempat ditempah orang lain.

TIGA BULAN SEBELUM perkahwinan:
Bagi pengantin lelaki dan perempuan:
• Memilih dan mencetak kad jemputan kahwin.
• Mengesahkan tempahan di hotel atau taman termasuk jumlah meja dan kerusi, menu dan sebagainya.
• Melakukan pemeriksaan kesihatan di klinik atau hospital.
• Rawatan intensif muka, badan dan rambut.

Bagi pengantin lelaki:
• Memaklumkan kepada saudara-mara tentang hari berlangsungnya majlis pernikahan anda.
• Mengenalpasti beberapa orang (saudara mara atau jiran-jiran) yang akan menyertai rombongan pihak lelaki.
Bagi pengantin perempuan:
• Kenalpasti dua orang saksi untuk majlis pernikahan anda.
• Bagi wanita yang kematian bapa, sila pastikan siapa wali nikah anda. Jika anda tidak mempunyai wali nikah, sila dapatkan wali hakim, dari mana-mana Jabatan Agama Islam untuk menikahkan anda.

DUA BULAN SEBELUM perkahwinan:
Bagi pengantin lelaki dan perempuan:
• Membeli barang kemas
• Tentukan pengapit anda, jika perlu carikan baju yang bersesuaian untuk pengapit anda.
• Menghantar kad jemputan kepada para tetamu yang ingin dijemput.
• Merujuk kepada Jabatan Agama Islam dan Pejabat Islam Daerah untuk proses mendaftar pernikahan anda.

TIGA MINGGU SEBELUM perkahwinan:
Bagi pengantin lelaki dan perempuan:
• Pastikan pakaian pengantin anda telah siap dan ambil pakaian tersebut jika anda telah berpuashati.
• Pastikan ada seseorang yang akan menjaga barang-barang anda semasa majlis perkahwinan berlangsung.
Bagi pengantin perempuan:
• Pilih gaya rambut yang anda ingini semasa majlis perkahwinan anda (bagi yang bertudung, pastikan gaya tudung yang akan dikenakan pada majlis perkahwinan anda nanti).
TIGA – SATU HARI SEBELUM perkahwinan:
Bagi pengantin lelaki dan perempuan:
• Menghias pelamin, bilik tidur pengantin, membuat sirih junjung dan lain-lain hantaran.
• Sediakan seterika, papan seterika, cermin, jarum dan benang, bagi memudahkan anda jika berlaku kecemasan.
• Jika perlu ingatkan tetamu anda tentang majlis perkahwinan anda melalui telefon.
• Hubungi jurufoto, juruvideo dan lain-lain (kompang, silat dan sebagainya) anda dan minta mereka datang awal pada majlis tersebut.
• Sediakan (packing) barang-barang yang perlu dibawa ke majlis tersebut. Elakkan melakukannya di saat-saat akhir kerana dikhuatiri ada barang yang tertinggal.
• Mandi air panas bersama aromaterapi untuk kesegaran badan.
• Tidur awal dan bersedia untuk menghadapi hari bahagia anda.
Bagi pengantin lelaki:
• Tentukan siapa yang akan menjadi jurucakap bagi rombongan pihak lelaki dan tuan ruamh pada majlis pernikahan.
Bagi pengantin perempuan:
• Hubungi hair dresser anda dan minta mereka datang awal pada majlis tersebut.
• Kenalpasti siapakah yang akan ditugaskan untuk menyambut tetamu pada hari perkahwinan anda. (begitu juga bagi majlis di pihak lelaki)

PADA HARI PERNIKAHAN:
Bagi pengantin lelaki dan perempuan:
• Pastikan anda membawa kad pengenalan, gambar, dan apa-apa dokuman yang diperlukan semasa majlis ijab dan kabul.
Bagi pengantin lelaki
• Pastikan anda telah menyediakan wang mas kahwin pada hari pernikahan anda.
• Pastikan wang hantaran (terutamanya wang tunai) diamanahkan kepada orang yang boleh dipercayai.
• Pastikan anda telah menyediakan wang (upah) untuk diberikan kepada tok kadi.
• Cincin / gelang tangan / rantai.
• Sirih junjung dan lain-lain hantaran.
• Pihak lelaki dan pengiring mestilah datang lebih awal sekurang-kurangnya setengah jam daripada waktu yang telah ditetapkan.
• Pastikan mereka yang menjadi saksi dan wali turut ada pada majlis pernikahan tersebut.
• Pastikan tok kadi yang akan menikahkan anda, telah diberitahu lebih awal tentang hari pernikahan anda.
• Pada malam majlis pernikahan, majlis persalinan baju (jika perlu) diadakan. Pakaian yang biasa dipakai ialah baju yang menjadi kebanggan sesebuah negeri seperti baju Sari, Cheongsam, Minangkabau, Jawa, Mendaling dan lain-lain.

PADA HARI PERKAHWINAN:
Bagi pengantin lelaki dan perempuan:
• Ambil sarapan seawal tujuh pagi, bagi mengelakkan anda lapar, mengantuk dan tidak bermaya. • Jangan takut untuk menghadapi hari bahagia anda. Bertenang dan sentiasa senyum.
• Pastikan majlis anda berjalan lancar seperti yang telah dirancangkan.
Bagi pengantin lelaki:
• Pastikan anda datang tepat pada masanya atau sekurang-kurangnya sepuluh minit awal dari waktu yang telah ditetapkan
• Pastikan kesemua hantaran telah dibawa termasuk sirih junjung
Bagi pengantin perempuan:
• Pastikan anda telah bersiap satu setengah jam lebih awal sebelum pengantin lelaki sampai ke rumah anda.

TIGA HARI SELEPAS perkahwinan:
• Melawat keluarga dan sanak saudara kedua-dua pihak.

MENERIMA TEMPAHAN MENGANDAM

Salam bahagia kepada saudara dan saudari,

Jika ingin mendapatkan perkhidmatan "make-up artist" (dulu istilah Mak Andam), videography, video editing, membuat video clip dari rangkaian "still images", sila hubungi saya dengan menghantar ringkasan diri anda/lokasi, tarikh majlis, no talipon atau email untuk dihubungi di ruangan komen anda.

Insya'allah saya akan hubungi anda secepat mungkin.